Bandar Udara Internasional Hang Nadim


Balai Utama Bandar Udara Internasional Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau, Indonesia, 27 Agustus 2011.
--------------
Bandar Udara Hang Nadim (IATA: BTH, ICAO: WIDD) atau dikenal juga dengan nama Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah sebuah bandar udara yang terletak di Batam, Kepulauan Riau. Bandar
udara ini mendapatkan nama dari Laksamana Hang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung delapan belas pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 767. Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pulau-pulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyeberangan menggunakan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandara Internasional Changi yang diletak dari Singapura karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang untuk menampung pesawat-pesawat jenis Boeing 747. Namun, bandara ini juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuhan Segitiga Sijori, seperti Bandar Udara Internasional Senai yang diletak dari Johor Bahru (dari negara Malaysia) dan Bandar Udara Internasional Changi Singapura yang diletak dari Singapura.

Bandar Udara Hang Nadim di Kota Batam, sebelah selatan Singapura
----------------------
Sejarah
Bandar Udara (1960-1965)
Bandara Hang Nadim mulai beroperasi pada tahun 1960 ditandai untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 4.025 meter.

Bandar Udara Nasional (1965-1970)
Lima tahun kemudian dibuka secara resmi pada tahun 1965 dengan melayani penerbangan domestik yang melayani rute penerbangan langsung seperti Bandar Udara Kemayoran (Jakarta), Bandar Udara Internasional Juanda (Surabaya), Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung), Bandar Udara Internasional Polonia (Medan), Pekanbaru, Bandar Udara Tabing (Padang) dan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).

Bandar Udara Internasional (1970-1975)
Lima tahun kemudian dibuka secara resmi pada tahun 1970 dengan melayani penerbangan internasional yang melayani rute penerbangan langsung seperti Bandar Udara Internasional Senai yang diletak dari Johor Bahru (dari negara Malaysia) dan Bandar Udara Internasional Changi Singapura yang diletak dari Singapura.

Dibuka Umum (1975-sekarang)
Lima tahun kemudian diresmikan oleh Bapak Jendral Presiden Republik Singapura adalah Doktor Benjamin Henry Sheares pada tahun 1975 dengan melayani penerbangan bandar udara internasional yang lahir nama "Bandar Udara Hang Nadim" dengan melayani penerbangan internasional ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik Malaysia-Singapore Airlines, pada landasan yang masih darurat berupa tanah yang diperusahaan penerbangan dari Malaysia dan Singapura serta anak perusahaannya "Malaysian Airline System" (kini Malaysia Airlines) dan Singapore Airlines dibentuk. membuka jaringan penerbangan ke Batam secara berkala.