Bandar Udara Supadio

Sumber foto infopenerbangan.com
--------------
Bandar Udara Supadio (IATA:PNK/ICAO:WIOO) adalah sebuah bandar udara yang terletak di

Bandar Udara Internasional Juwata


Sumber foto keker-kaltim.org
Bandar Udara Internasional Juwata adalah bandar udara yang terletak di Kota Tarakan, provinsi Kalimantan Timur. Bandara ini terletak hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Bandar Udara Juwata Tarakan, Kalimantan Timur, dengan panjang runway 2250 meter dan lebar 45 meter yang akan diperpanjang menjadi 2500 meter x 45 meter, saat ini sudah didarati oleh pesawat jenis Boeing dan Airbus, serta pesawat – pesawat perintis. Dari catatan statistik bandara, penumpang yang naik dan turun melalui Bandara Juwata, setiap harinya melebihi dari 1000 - 2500

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin[1], sebelumnya bernama Bandar Udara Internasional Hasanuddin, adalah bandar udara yang terletak 30 km dari Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Bandara ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I. Meskipun berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008 sempat tidak ada rute internasional kecuali penerbangan haji setelah rute internasional terakhir Hasanuddin, Makassar-Singapura ditutup Garuda Indonesia karena merugi. Sebelumnya, Silk Air dan Malaysia Airlines telah terlebih dahulu menutup jalur internasional mereka ke Hasanuddin.[2][3] Air Asia membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25 Juli 2008.

Pesawat DC-3 milik maskapai penerbangan Skyways International di bandar udara Makassar (tahun 1948)

Bandara ini mengalami proses perluasan dan pengembangan yang dimulai tahun 2004 dan direncanakan selesai pada tahun 2009. Antara bagian dari pengembangan adalah terminal penumpang baru berkapasitas 7 juta penumpang per tahun, apron (lapangan parkir pesawat) yang berkapasitas tujuh pesawat berbadan lebar, landas pacu baru sepanjang 3.100 meter x 45 meter, serta taxiway. Pengoperasian terminal baru dimulai pada 4 Agustus 2008 dengan menggunakan landas pacu lama karena landas pacu baru masih sedang dikerjakan. Sekarang, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Sudah Mengoperasikan Apron baru, landas pacu terbaru serta 1 buah taxiway.[4]. Perpanjangan landasan tahap 2 dari 3,100 meter menjadi 3,500 meter akan mulai dilaksanakan antara akhir tahun 2011 atau awal 2012, setelah pembebasan lahan terlaksanakan. Perpanjangan landasan ini ditujukan agar kedepannya dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeng 747 secara maksimal.

Bandar Udara Haluoleo

Bandar Udara Haluoleo (sebelumnya bernama Bandara Wolter Monginsidi) merupakan salah satu bandara domestik dan pada beberapa tahun kedepan akan menjadi bandara Internasional yang terletak di 30 km dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia dengan kode IATA: KDI, dan kode ICAO: WAWW.

Garuda Indonesia, Boeing 737-800 lepas landas dari Bandara Haluoleo

Pada beberapa tahun kedepan, bandara ini akan berganti nama, menjadi Bandar Udara Internasional Haluoleo - Kendari, dan akan menjadi bandara transit di Sulawesi setelah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar serta akan menjadi bandara embarkasi Kendari.

Aktivitas penerbangan di Bandara Haluoleo

Pada April 2012, Bandar Udara Haluoleo Kendari akan mengoperasikan 2 unit Aerobridge (Garbarata) dan akan menambahnya pada beberapa tahun kedepan. Jika pembangunan Garbarata ini selesai dan sudah difungsikan, maka hanya satu-satunya bandara dibawah Unit Pelayanan Tehnis (UPT) Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang memiliki Garbarata. Bandara-bandara lain di Indonesia banyak yang memiliki garbarata namun berada dibawah unit Angkasa Pura I & II.

Susi Air, Merpati Nusantara Airlines , Garuda Indonesia, dan Sriwijaya Air di Bandara Haluoleo

Bandara ini juga telah mengalami beberapa perubahan fisik, baik wilayah Terminal penumpang, terminal kargo, pemakaian Aerobridge (garbarata), fasilitas Landasan pacu (runway), apron, maupun ruang udara. Terminal penumpang terus mengalami perubahan dan peningkatan fasilitas seperti pemakaian escalator dari terminal check in ke ruang tunggu, pembangunan ruang kedatangan dan keberangkatan khusus internasional apabila bandara ini telah memenuhi spesifikasi dan menjadi bandara internasional.

Terminal Bandara Haluoleo

Sedangkan landasan pacu, pada awalnya yang hanya mempunyai panjang 2.100 x 30 meter, kini telah mempunyai panjang 2.500 x 45 meter dan mempunyai kekuatan runway 35F/C/Y/T (PCN).
Tempat parkir pesawat (apron) dan landasan pacu juga (runway) juga telah beberapa kali mengalami overlay (penebalan aspalt ).
Bandar Udara Haluoleo kini telah memperluas apron bandara, dan saat ini apron bandara ini dapat menampung 6 pesawat berbadan lebar sekaligus, seperti type Boeing 737-400, Boeing 737-500, McDonnell Douglas MD-82, Boeing 737-800NG, Boeing 737-900ER, Airbus A319 dan Airbus A320.
Garuda Indonesia kini menggunakan Boeing 737-800NG (Next Generation) untuk melayani rute Jakarta-Kendari. Sedangkan Lion Air yang kini melayani rute Kendari-Makassar sebanyak 3 kali dan rute Kendari-Jakarta sebanyak 1 kali ingin menggantikan Boeing 737-400 dan McDonnell Douglas MD-82, dengan Boeing 737-900ER.
Bandara Haluoleo juga kini menjadi Hub di Sulawesi bagi maskapai Susi Air untuk melayani rute ke Wakatobi, dan Bau-Bau

Data bandara
Kapasitas Apron
1 unit Boeing 737-800NG
1 unit Boeing 737-900ER
1 unit Airbus A320
1 unit Airbus A319
1 unit McDonnell Douglas MD-82

Spesifikasi Bandara
Jenis: Domestik
jarak dari kota : Kendari 25 km
Kelas: 2
Pengelola : UPT Ditjen Perhubungan Udara
Koordinat: 4° 4′ 53,79″ LS, 122° 25′ 5,63″ BT
Elevasi: 164m (539 kaki)
Jam Operasi : 06.00-22.00 WITA
Terminal Penumpang Domestik 1.560 meter persegi,
Terminal Kargo 1.100 meter persegi,

Fasilitas Penunjang Lain
Fasilitas Telekomunikasi (Tower Set 1), APP Set, SSB, VHR-ER,PABX, VHF-HG Transceiver Back Up, VHG-AG Transceiver Back Up, Inteljent Teleprinter, Fas Navigasi (DVOR, DME, NDB, RADAR SSR), fas Bantu pendaratan (Airfield Lighting MVSB 800 A, CCR T/X, CCR VASIS, CCR APP, TCR 5000, R/W LIGHT, T/H LIGHT, T/X LIGHT, SELECTOR CABINET, WIND CONE, ROTATING BEACON, FLOOD LIGHT, RTIL, APPROACH LIGHT, Sirine, VASIS), penunjang fasilitas penerbangan dan operasi bandar udara (X-Ray Bagage, Walk Through Metal Detector, Hand Held Metal Detector, Handy Talky, Repeater HT, X-Ray Cabin, FIDS, Public Address, CCTV), fasilitas penunjang dan operasi bandar udara (Genset, Transformator Daya), fasilitas penunjang penerbangan (AC sentral, AC Split, Baggage Conveyor, Conveyor Belt Handling, Water Pump (Unt Deepwell), Water Pump.Press, Water treatmen unit)

Data lapangan terbang
Jumlah runway: 1
Ukuran runway: 2500m x 45m
Kekuatan runway: 35F/C/Y/T (PCN)
Navigational Aids: DVOR-DME, NDB
Runway 1: Heading 08/26, 2,500m (8,202ft), 35m/F/C/Y/T, PCN

Tipe pesawat yang beroperasi di Bandara Haluoleo
Boeing 737-800 Next Generation
Boeing 737 Series
McDonnell Douglas MD-82
Fokker 100
ATR 72
Dornier 328
Cessna
Xian MA60

Transportasi Darat
Taksi
Biasanya taksi ada sampai penerbangan terakhir. dan Perusahaan penyedia Jasa Taksi di Bandara Haluoleo yakni :
Ade Taxi
Agung Taxi
Datracho Taxi

Bandar Udara Sam Ratulangi


Bandar Udara Sam Ratulangi adalah sebuah bandar udara yang terletak di kecamatan Mapanget kira-kira 30 menit dari arah pusat Kota Manado, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Bandara udara ini selesai dipugar pada tahun 2001. Kawasan yang asri dan hijau menghiasi daerah sekitar Bandara Udara Internasional Sam Ratulangi. Bandara ini dinamai sesuai nama Dr. Gerungan Saul Samuel Yacob Ratulangi, pahlawan nasional Indonesia asal Sulawesi Utara.

Sumber foto gambar.mitrasites.com

Transportasi Darat
Taksi
Biasanya taksi ada sampai penerbangan terakhir. dan Perusahaan penyedia Jasa Taksi Yakni : - BlueBird Taxi - Trust TAXI - Celebrity Taxi - Kokapura Taxi - Dian TAXI - Langowan TAXI

Bandar Udara Mutiara

Sumber foto foursquare.com

Bandara Mutiara (IATA:PLW/ICAO:WAML) adalah bandar udara yang terletak di Jl. Abd. Rahman Saleh, Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Nama ini diberikan oleh Presiden Soekarno ketika datang ke Palu, sebagai bentuk keprihatinan, karena ketika itu bernama Bandara MASOVU yang artinya "berdebu". Pada saat itu, ia mempertanyakan apa arti MASOVU? Mengetahui artinya, maka Bung karno mengatakan,sebaiknya Bandara ini diberi nama MUTIARA. Rencananya nama bandara mutiara akan berganti ketika selesai di pugar untuk berganti dari bandara yang yang hanya menerima penerbangan domestik menjadi bandara yang menerima penerbangan international rencananya apabila itu sukses maka bandara mutiara akan sedikit mengalami perubanah yaitu menjadi "BANDARA MUTIARA SIS ALJUFRIE" guna mengormati sala satu pahlawan nasional sulteng yang berkiprah di bidang pendidikan islam yaitu AL-HABIB SAYYIED IDRUS BIN SALIM AL-JUFRIE.

Sumber foto buabuazone88.blogspot.com

Pemerintah Sulawesi tengah, sedang merombak bandar udara ini dari bandara yang hanya beroperasi secara domestik menuju ke interbational mengingat tingginya minta penduduk sulteng dalam hal pengunaan transportasi udara.

Domestik
Batavia Air (Jakarta)
Garuda Indonesia (
Lion Air (
Wings Air
Merpati Nusantara Airlines
Sriwijaya Air
Express Air
SMAC Air Indonesia
Susi Air

Bandar Udara Pattimura

Sumber foto seruu.com

Bandara Pattimura adalah bandara yang terletak di Ambon, Maluku Selatan. Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum dan kantor pos. Bandar Udara Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Propinsi yaitu Maluku Utara dengan ibu kota Ternate dan Maluku dengan ibu kota Ambon. Bandar Udara Pattimura Ambon berada di pulau Ambon Propinsi Maluku terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh lautan disebelah Utara laut Seram, Selatan laut Banda dan Timur laut Arafura. Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda.

Sumber foto yapono.wordpress.com

Pada tahun 1942 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh pendudukan Jepang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. setelah kemerdekaan RI tahun 1945 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Tahun 1975 berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen Perhubungan. Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995 Pengelolaan bandar udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004 Proyek Pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.